Selamat Datang Di APITAIK MEDIA

Catatan di Pagi Hari - Nyanyian Hati Sang Bidadari -

Suatu ketika pada pagi yang cerah, berawal dari malam yang dingin dan sunyi, yang hanya ditemani gerimis dan suara jangkrik yang indah bersahutan seakan menambah kesunyian dan keremangan malam. Sosok bidadari cantik turun menghampiri, mendekati seonggok "bayangan" (Baca HP).


sang bidadari bercerita dengan keluguan dan ketulusannya layaknya gadis usia belasan tahun, seketika sayapun menyambut pesan masuk dan membalas, sambil menyenandungkan lagu November Rain-nya Gun's Rose.

"Besok saya mau lari, trus berjumpa bidadari, dan pergi. Kalo udah ketemu bidadari pokoknya, saya gak inget lagi sama kamu....palagi gadis seperti kamu yang nakal...Dadaaaah..."
Tak lama kemudian HP berdering, nada cemberut dan (mungkin juga) wajah yang tak manis dapat dilihat lewat tulisan pesan yang masuk.

"ha...ha...ha...Gitu aja cemburu...!"
Diapun langsung protes.

"Huuu....Mas Pet (sebut saja nama saya seperti itu) Ge-eR!

Saya hanya tersenyum kecil meski saya (entah Ge-eR beneran ato tidak) menangkap ada sinyal kekhawatiran dari sudut pesan masuk yang saya terima.

Tidak jarang, sebelum pulang ke rumah sang bidadari membelalakan mata ke sekeliling sekolah hanya mencari sosok tegap, barangkali yang dicari-cari ada dan dilihat, atau sekedar ingin dipanggil namanya, ato setidaknya menyaksikan lambaian tangan sang terdamba yang gembira.

Sang bidadari menyeret semua prajurit neuron dan dendrit di otaknya ke satu kata "KOK GAK ADA SICH...." ach pusiiiing......!! kepala sang bidadaripun berdenyut, pandangan kabur, hingga langkah yang anggun tiba-tiba lunglai, lemas tak terarah, ingat akan sang kekasih hati tiada menentu, yang telah berubah bahkan tidak lagi sayang, menambah pikiran sang bidadari semakin kalut, ibarat komputer yang terinfeksi virus dan system tidak berjalan normal, dan menjalankan sistem aplikasi tapi monitor mati. Ach! pencet sana pencet sini hanya mengira-ngira.

Kegalauan demi kegalauan menghampiri sang bidadari tanpa sedikit ruang dan waktu memberikan gerak mempertahankan diri dari serangan-serangan dendrit dan neuron yang semakin deras di otak sang bidadari. Namun apalah daya sang bidadari hanyalah sang bidadari kecil....yang mendendangkan hatinya demi sang pujaan yang tiada rasa dan pengertian lagi.

Bidadari.....
oh bidadari kecilku....
bercintalah demi sang Khaliq
niscaya neuron yang menyerangmu punah dan tidak lagi berdaya, hingga engkau menjalankan kehidupanmu dengan baik. Karena Allah Cinta itu bersemi.

Untuk sang bidadari
Semoga apa yang terjadi tidak membuatmu lumpuh,
tidak membuatmu pincang.
Tapi...
belenggu masalah dan derita
akan menambah kedewasaan dalam
menghadapi setiap catatan dalam kehidupanmu dan
akan menambah ketegaranmu dalam menerima setiap tantangan dan rintangan hidup.

Bidadari oh Bidadari
Kelak hidupmu tak lagi hampa
tak lagi kosong....